Friday, April 10, 2009

Menarilah, Sayangku ( Buat Toeng)

Menarilah, Sayangku…
* Romantic mode on, based on her request…

Menarilah, sayangku…
Dalam senyapnya pagi
Yang diam-diam menghampirimu
Tinggalkan semua rasa sepi yang sempat singgah di hati

Menarilah, sayangku…
Dalam derap langkah kehidupan yang tak pernah pasti
Namun, dalam setiap langkahmu
Kau tau, Aku ada di situ menemani

Menarilah, sayangku…
Dalam teriknya mentari di siang hari
Di situlah akan kau temukan sesuatu
Yang selama ini tengah engkau cari

Menarilah, Jeani-ku…
Dalam remangnya malam ini
Di saat rembulan bersinar malu-malu
Seolah tau, impian dan harapan yang terkadang bersembunyi

Menarilah, Jeani-ku…
Dalam lembar kehidupan yang sedang kaulakoni
Tidak dengan kekuatanmu
Namun, bersandarkan kepada sang Ilahi

Menarilah, Anakku…
Dalam setiap momen hidupmu setiap hari
Sambil berusaha mengerti bahwa Aku
Selalu ada di situ dan tak pernah pergi.

Dari sahabat sejatimu dan yang selalu mengasihimu,
Aku – Tuhanmu…

Singapore, 11 April 2009
-fon-
* Dedicated to Jeani “ Toeng”, saudara seperguruan Jalan Lawu, tempat kita bersekutu, bersahabat, dan berkembang dalam kasihNya.

Melan

Aku punya teman…
Namanya si Melan
Dia dulu satu persekutuan
Yang sangat ceria dan selalu memberikan senyuman

Sekarang dia tinggal di Australia
Tepatnya di Melbourne sana…
Untungnya masih ada internet juga
Jadinya kami masih bisa saling tukar cerita

Jarak bukanlah jadi masalah
Asalkan kita tetap membina persahabatan
Dalam persahabatan tidak ada kata menang atau kalah
Karena kita semua adalah teman

Kuingat kembali di masa lalu
Ketika pertama kali kita bertemu
Tepatnya di Jalan Lawu
Tempat yang selalu kita rindu

Di rumah Pak Suryadi kita bertemu
Dalam kasih Tuhan kita bersatu
Apa pun yang terjadi dalam hidupmu
Doaku akan menyertaimu
Agar Tuhan berkati tiap langkahmu
Selalu.

Di mana pun kau berada, Melan
Dalam setiap masalah apa pun yang kau hadapi, teman…
Tetaplah kuat di dalam iman
Dan percayakan
Hanya kepada Tuhan.

Singapore, 9 April 2009
-fon-
* dedicated to my sizta in Christ, Melany Wijaya. Happy bday ya… Ini puisi beneran utk elo, bukan yang Cabe Rawit itu hahaha…J